PUTUS

Bagaimana caranya aku tak curiga pada Aray? Dia lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja. Lembur katanya. Tapi banyak teman-teman yang kutanyai, malah tak melihat keberadaannya disana. Sebenarnya apa yang dia lakukan? Dimana?

Di jam-jam istirahat, dia jarang sekali membalas pesanku. Apalagi menghubungiku duluan, sudah tak pernah lagi. Aray sering berkilah sibuk, tak sempat membuka ponsel. Atau bilang ponselnya dalam kondisi silent, ada rapat, pertemuan klien, dan macam-macam alasan lainnya. Tapi setiap kali membuka aplikasi whatsapp, nomor kontak Aray kelihatan online.

Aku cemas, hubungan ini sudah tak ada artinya lagi bagi Aray. Padahal pernikahan kami kurang dari dua minggu lagi. Aku ragu melanjutkan pernikahan dengan sikap Aray yang seperti itu.

Sering aku jadi uring-uringan dibuatnya. Benar orang bilang, semakin dekat dengan hari pernikahan semakin besar cobaannya.

Dengan situasi seperti ini, aku mencoba berpikir positif. Meski dalam perhitungan, hal paling pahit bisa saja terjadi. Tapi aku tidak mungkin mundur. Undangan sudah disebar, persiapan sudah hampir semua sempurna selesai.

Di saat seharusnya dipingit, aku berkeras keluar rumah. Menemui Aray. Perasaanku sama sekali tak pernah bohong. Ada yang tak beres dengan hubungan kami. Ada yang harus aku klarifikasi: tentang perasaan Aray.

Ada setitik kecewa yang muncul saat datang mendatangi rumahnya. Aray tak ada di tempat. Bertemu klien kata salah seorang di rumahnya.

Dengan perasaan masih kesal, kuputuskan mampir ke sebuah cafe. Memesan segelas susu dan cemilan hangat mungkin akan membuat perasaanku lebih tenang. Setelah mendarat disana, aku malah mendapati Aray tengah asyik berbincang dan tertawa lepas dengan seorang wanita. Dari bahasa tubuhnya, mereka tak kelihatan sedang meeting. Tidak ada catatan-catatan seperti kebanyakan orang yang sedang membahas pekerjaan. Tangan mereka malah sibuk saling berpautan. Mesra.

Aku masih berdiri di tempat. Mematung, melihat Aray dari kejauhan. Ia tak menyadari kehadiranku. Entah apa yang harus kuucapkan saat itu. Tapi aku tahu apa yang harus kulakukan secepat mungkin.

Komentar

  1. Ndak bisa bayangin putus di saat undangan sudah di sebar 😭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU: HUJAN MERAH JAMBU

Ari-Ari Lengket

TIPS JADI JUTAWAN DARI DESAIN GRAFIS