Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 4, 2018

NGIDAM?

Gambar
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi Langit pagi masih diselimuti mendung yang tebal. Sejak kemarin hujan dan gerimis silih berganti membungkus kota sampai malam. Sang surya seperti enggan muncul meski sekedar mnghangatkan tubuh-tubuh yang menggigil di dalam jaket tebal. Beberapa hari belakangan cuaca sedang tak bersahabat. Udara dingin selalu menyergap. Bahkan kadang sampai menusuk ke tulang belulang dan sendi-sendi yang lemas. Aku merasakannya. Ditambah mual dan muntah tiga hari ini. Badan terasa kosong tanpa selera makan yang baik. Bukan, bukan. Aku tak sedang sakit. Aku begini karena hormon progesteron yang sedang diproduksi besar-besaran boleh tubuhku. Sesuatu yang terasa menyiksa secara fisik karena hormon ini bisa membuatku tiba-tiba sedih, senang, lesu, marah, dan guncangan psikis yang terjadi tiba-tiba. Juga mempengaruhi selera makan, selera mode, selera bergaul, dan selera-selera lainnya. Pagi-pagi buta, di tengah cuaca yang tak bersahabat tiba-tiba aku menginginkan me

SURAT IJIN

Cirebon, 6 Februari 2018 Entah kemana gairah menulis ini hilang. Mendadak aku hanya bertemankan layar komputer yang menampilkan halaman kosong pada Microsoft Word. Kata-kata seolah bubar tanpa komando. Seperti bosan berada dalam benakku. Beberapa hari tubuhku mulai mengalami perubahan. Pusing, mual, muntah, malas, dan perilaku tak biasanya mulai bermunculan. Haruskah kujadikan alasan? Baiknya tidak, sih. Hanya saja, membuatku benar-benar tak bisa berpikir dan menangkap inspirasi. Biasanya satu cerita bisa kuselesaikan dalam satu hari. Tapi, kali ini tidak. Kesetiaan Kakek Cangkir baru rampung tiga hari. Hampir empat hari bahkan. Membuatku tak bisa mengejar tantangan 30 Days Writing Challenge secara penuh. Di minggu terakhir #30DWC aku merasa tak berdaya melawan kondisi tubuh. Bilang saja aku manja. Kalau ingin menjadi seorang penulis tak seharusnya terbawa suasana. Tapi lagi-lagi batin tak dapat mengelak dari keadaan hampir stres karena tak henti-hentinya merasa mual. Teka

KESETIAAN KAKEK CANGKIR

Manusia tidak pernah menyadari ada dunia yang bergerak di sekitar mereka. Karena keajaiban selalu datang pada apa saja di sekelilingnya. Inilah sepenggal kisah di sebuah dapur seorang nenek yang tinggal seorang diri. Meja dapur terlihat kusam meski sudah dilap karena nenek tua itu kesulitan melihat dengan jeli saat mencuci lap. Sehingga lap yang digunakan sebenarnya masih agak berminyak. Begitu juga dengan alat makannya, seperti piring, gelas, sendok, dan garpu, yang hanya dicuci seadanya. Setiap malam, alat-alat makan tersebut tak bisa tidur dan terus-menerus mengeluh gatal-gatal karena tubuh mereka tak bersih. Mereka berharap agar si Nenek Tua menjual atau memberikan mereka pada manusia yang lebih muda supaya bisa membersihkan tubuh mereka dengan lebih baik. "Aduuuh, gatalnya ...." keluh Nyonya Sendok sambil menggosok tubuhnya. "Aku juga," Pak Garpu menimpali. "Huuu... huuu... huuu... aku tidak tahan. Bagaimana bisa kita akan bertahan dengan kuman-k