Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 7, 2018

CEKCOK

"Kamu pikir udah paling bener?! Hah!" Gayas berseru dengan nada menantang. Tak kalah kesal, Arum pun membalas. "Ya nggak usah sewot, Yas!" Hardiknya ketus. "Kamu yang mulai! Makanya nggak usah sok tau, sok bener!" "Dih, kalo nggak ngerasa, ya udah! Kenapa marah?!" "Kamu jadi orang nggak punya perasaan, ya, Rum!" Keduanya tak mau kalah argumen. Suara mereka beradu di tengah bisik-bisik siswa-siswa sekolah yang sudah mengelilingi Gayas dan Arum. Tapi sepertinya kedua gadis itu tak peduli. Hati mereka masih diliputi kemarahan. Saling lempar bantah dan kesalahan sudah seperti pertandingan bulutangkis. Beberapa siswa mengabadikan momen memalukan itu berupa video dan foto di ponsel. Sepertinya tidak ada yang mau berusaha melerai kedua gadis remaja yang biasanya kemana-mana bersama. Beruntung aksi saling pukul belum terjadi saat beberapa guru datang menengahi keributan itu. Dua gadis tadi digiring ke ruang BK oleh guru yang bersa

PERPISAHAN

Sinar redup dari lampu tidur yang sudah dipasang sejak tadi cukup membuatku dapat melihat wajahnya. Wajah yang sedikit berbintik bekas jerawat. Aku terlibat percakapan yang sebenarnya tidak pernah kami inginkan. Kami saling mengaitkan jari-jemari. Seolah takut kehilangan. Pembicaraan kami terus menghantui pikiran. Perpisahan bukan hal yang mudah. Baik bagiku, pun baginya. Namun kami sama-sama tahu bahwa kami harus tetap melakukannya. Kami tidak bisa terus bersama tanpa restu. Tiga tahun bersama, mencoba peruntungan dengan terus saling menguatkan. Berharap ada secercah pengakuan. Aku dan dia sama-sama melakukannya dengan tulus. Bolehlah jika mau dibilang bahwa kami memang ada maunya. Tapi salahkah jika yang kami ingin adalah restu? Rasanya masih jelas saat mengenang pernikahan itu. Tak ada seorang pun sanak famili. Dengan pakaian serba putih, kupoles sendiri riasan wajah dan kurangkai sendiri mahkota sederhana di kepala. Juga dia yang mengenakan kemeja hitam terbaiknya. Hanya mem

TENTANG DERA

Gambar
Sumber gambar: www.google.co.id Dera menarik napas lalu membuangnya dengan mendengus. Di tangannya terdapat benda persegi panjang berukuran empat inci berwarna hitam yang selalu dibawa ke mana pun pergi. Dari benda itu ia bisa melihat kehidupan teman-temannya melalui media sosial. Macam-macam aplikasi media sosial ia pasang dalam perangkat lunaknya. Dilihat dari wajah Dera, ada hal yang mengganggu batinnya. Gitu aja dipamerin . Gerutunya dalam hati. Gadis itu kemudian membuka lagi ponselnya. Ibu jarinya mengusap layar ke atas berulang-ulang, berhenti sebentar, mengetikkan sesuatu, lalu mengusap layar ke atas lagi. Begitu seterusnya. "Ngeliatin apaan, sih?" Dengan rusuh Mia bergabung melihat layar ponsel Dera yang masih menyala. "Ih, apaan, sih! Sana, sana!" Sontak Dera menjauhkan ponselnya dari mata Mia. Mia terkikik melihat reaksi Dera. Adiknya itu mudah sekali marah jika dijaili. "Mau tau aja urusan orang." Gerutu Dera.

BUAYA MASUK DESA

Gambar
Siang tadi saya nonton salah satu televisi swasta yang menyiarkan tayangan berita mengenai seekor predator ganas yang masuk ke kawasan pemukiman warga. Predator tersebut bernama buaya. Ya, buaya sungguhan. Kemunculan buaya langka di salah satu wilayah di Kalimantan Selatan itu cukup menyedot  perhatian pemerintah daerah. Buktinya mereka langsung mendatangkan pawang buaya untuk menangkap buaya sepanjang 6,5 meter tersebut. Belum ada penyebab yang pasti mengenai kemunculan buaya ke pemukiman warga. Disinyalir karena habitat mereka yang mulai tergeser dengan berubahnya rawa menjadi pemukiman manusia. Sumber gambar: kabarkebumen.com Tak hanya di Kalimantan Selatan, kehadiran predator besar itu juga muncul di salah satu wilayah di Kebumen. Nampaknya si buaya besar ini merasa terganggu dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan beberapa pihak. Tak diketahui pasti sudah berapa lama buaya tersebut nangkring di tepi sungai. Menurut informasi warga, hampir setiap hari ia

RESENSI BUKU: HUJAN MERAH JAMBU

Judul : Hujan Merah Jambu Penulis : L. Adnan (@BijouTroian) Penerbit : Pastel Books Cetakan : I, Agustus 2017 Jumlah Hlm : 290 Hlm ISBN : 978-602-6716-01-9 Resensi: "Kau boleh pergi ke mana pun kau bisa, tapi kau tetap mengakar di satu tempat yang disebut rumah. Kamu bisa mempunyai jutaan teman, tapi keluarga adalah mereka yang memgulurkan tangan pertama kali saat kau merasa susah dan sedih." (Hujan Merah Jambu) Sebuah novel yang bercerita tentang keluarga dan persaudaraan. Tidak akan ada yang menyangka jika hanya melihat judulnya yang romantis. L. Adnan atau yang lebih dikenal dengan @BijouTroian di Wattpad menghadirkan tokoh-tokoh dengan kepribadian yang kuat menempel pada masing-masingnya. Tak terbayang bagaimana jika kita menjadi seorang remaja, Jora Ananta, yang harus datang tiba-tiba dan tinggal di rumah kakak-kakak tiri yang sama sekali belum dikenalnya. Sebelum ibunya meninggal, Jora diberitahu bahwa ia memiliki lima kakak tiri yang tinggal di satu kota