Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 28, 2018

CALON AYAH

Wid melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ini sudah lebih dari satu jam Wid menunggu kedatangan Amar. Tapi pria itu belum juga kelihatan barang hidungnya. Perlahan Wid bangkit dari kursi, berjalan tertatih sambil memegangi apa saja yang bisa digunakan sebagai penopang tubuhnya. Perut yang sudah membesar membuat wanita itu agak sulit berjalan. Hari itu Amar berjanji memgantarnya memeriksakan kandungan ke dokter sebelum hari persalinan tiba, sekitar satu minggu dari sekarang. Wid merogoh ponsel di tas untuk menghubungi Amar. Tapi yang dihubungi tak menjawab sambungan telepon darinya. Sekali lagi. Hasilnya masih sama. Wid menghembuskan napas. Gelisah mulai menggerayangi perasaannya. Jam tangan sudah menunjukkan jadwal praktek dokter kandungan Wid sudah dimulai. Rasanya kemungkinan untuk mendapatkan nomor antrean di waktu yang bersamaan dengan jadwal praktek sangat kecil. Antara kesal dan cemas, akhirnya Wid hanya bisa menunggu. Ia tak bisa menghakimi suaminya

SALAH LIHAT

Gemericik air yang keluar dari kran retak di kamar mandi memberi ritme kehidupan tersendiri di rumah ini. Air PAM yang hanya menyala saat malam menemani hari-hari menulisku di sini. Meski air yang keluar kecil, air yang ditampung dalam lima ember besar ini mampu memenuhi kebutuhan air minum, mandi, hingga mencuci lima orang anggota keluarga dalam satu hari. Dalam hening malam yang ditingkahi dengkuran anggota keluarga yang sudah terlelap, penaku menari lincah di atas kertas. Alam pikirku menerobos khayalan yang terbang bebas saat tinta hitam pulpen bertuliskan Pilot membentuk rangkaian huruf-huruf berfrasa renyah. Setidaknya untuk memuaskan hasrat berkhayalku, tulisan-tulisan ini membuktikan eksistensiku dalam dunia literasi. Meja kayu kecil di dapur yang berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan akan beralih fungsi untuk tempatku menulis di malam hari. Satu-satunya meja yang masih bisa menopang tanganku saat menulis. Sebuah selebaran lusuh kutemukan di lantai dapur, bekas bungk

SEKILAS PARAGRAF

Gambar
Sumber gambar: google.co.id Entahlah, kenangan masa kecil seperti apa yang paling menyenangkan. Aku sendiri merasa masa kecilku menyenangkan. Halaman rumah yang luas dengan tanah berlapis pasir yang halus adalah surga tersendiri bagi sekelompok anak kecil di Desa Karangsuwung. Macam-macam permainan seperti engklek, gobak sodor, surabi-surabian, dan rumah-rumahan ialah permainan tradisional yang cukup menggunakan media tanah sebagai modal bermain. Aku ialah salah satu pelaku permainan di atas yang pernah merasakannya. Dengan fasilitas bermain yang 'istimewa' kala itu, aku menikmati masa kecil yang bahagia. Menikmati senja yang bercahaya jingga bersama kawan sepermainan dan bulir-bulir pasir dari tanah gembur kampung halaman. Bagaimana dengan kalian? #30DWC #Day19 #OneDayOnePost