HAH? JADI?!
Air jengah menatap daftar nama kelompok praktik di papan pengumuman. Sorot matanya tiba-tiba meredup. Dia lagi, keluhnya. Air tak punya alasan untuk menghindarinya kali ini. Api, sosok yang lama ia acuhkan sebagai pelampiasan karena telah mempermainkan perasaannya. Untuk urusan lain, Air bisa menghindar. Tapi kali ini tugas praktik lapangan tidak bisa terhindarkan. Jika ia memilih untuk membatalkan praktik di semester ini, resikonya harus menunggu satu tahun lagi. Helaan napas sesal Air kini sudah menjauh dari papan berukuran tiga kali satu setengah meter yang sejak tadi bisu. *** Api menatap daftar nama kelompok praktik di papan pengumuman. Ia resah membayangkan seperti apa reaksi gadis itu jika satu kelompok dengannya. Api tahu bagaimana sikap gadis yang pernah dekat dengannya seketika menjadi acuh saat ia merasa tersakiti. Sebetulnya Air bukan gadis sembarangan. Ia teramat spesial di hati Api. Bahkan sampai hari ini. Api terlalu kecut untuk kembali mendekati Air. Jika Ai...