Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 15, 2017

SINTREN: PERTUNJUKAN TRADISIONAL BERBALUT MISTIS

Dulu, ketika acara perpisahan di SMP, ada satu pertunjukan tari tradisional yang membuatkubegitu terpukau. Pertunjukan itu seperti sulap bagi aku yang masih berusia lima belas tahun. Seorang gadis berusia seumuranku waktu itu diikat kedua tangannya. Matanya terpejam, tubuhnya terlihat lemas. Ia hanya mengenakan kaus lengan pendek dan celana jins biru, wajahnya pun polos tanpa riasan. Gadis itu kemudian dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang tertutup kain warna warni. Selama si gadis berada di dalam kurungan, seorang laki-laki dewasa komat-kamit sambil berdiri tak jauh dari kurungan ayam tersebut. Di tangannya ada piring yang terbuat dari tanah liat seukuran tangan orang dewasa berisi bunga dan dupa. Entah apa yang diucapkan pria berpakaian serba hitam tersebut. Beberapa menit berlalu, tiba-tiba kurungan ayam berisi sang gadis bergetar. Bergerak-gerak tanpa disentuh. Sontak seluruh penonton heboh. Dari tempat duduknya masing-masing ada yang menutup mulut, menutup wajah, sampai ada y

HENDAK MEMINANG (SEBUAH PANTUN)

Seorang tuan menyusur jalan lengang Dalam jalan banyak penyamar Hati sang gadis bergetar riang Karena tuan hendak melamar Mampukah tuan membawa bahtera Dengan diri tuan sebagai nahkoda Sedang sang gadis berdiri di sebelahnya Memeluk mesra penunjuk peta Akulah tuan yang sempurna Untuk memimpin laju bahtera Sang gadis yang akan kupinang Pastilah ia akan hidup senang Hei, tuan yang budiman Jangan buat gadis ini bersedu sedan Kalau sampai ia mendendam Pastilah kau yang menyebabkan Wahai paduka yang terhormat Aku bukan pria keparat Sampai mati akan kurawat Gadis impian berbalut hormat

CURHAT MAMA #THK (2)

Selamat malam, Saya mau sampaikan permintaan maaf karena hari ini saya tidak bisa posting cerita apa pun di blog. Bagaimana pun tugas utama untuk mengurus buah hati adalah urusan nomor satu, lalu menyusul tugas-tugas rumah tangga lainnya. Juga karena persiapan ke luar kota yang belum tuntas, saya harus membuat prioritas. Untuk itulah otak saya belum kedapatan ide bagus untuk memulai cerita hari ini. Jika besok ada ide yang datang, semoga tugas-tugas lain tak keberatan saya tunda sebentar untuk mengisi postingan di blog ini. Semoga hari kalian menyenangkan!

PERJODOHAN

Gadis berjilbab itu duduk diam. Wajahnya dingin, tak ada senyum tersungging di bibirnya. Tatapannya sama sekali tak ramah. Ini kali pertama Saga bertemu dengannya. Di sebuah restoran kecil yang terletak di pinggiran kota. Tempat ini jauh dari ramai. Hanya satu dua yang datang, memesan makanan untuk dibawa pulang. "Jadi apa maumu?" Saga menelan ludah. "Saya nggak suka kamu, tapi saya juga nggak bisa menolak permintaan Bapak," gadis berjilbab itu menjawab tegas. Ekspresinya masih dingin. Saga menggeleng kecewa. Ia menopang wajahnya dengan satu tangan, mendekatkan tubuhnya ke wajah gadis itu. Refleks tubuh gadis itu mundur. Wajahnya jelas menunjukkan bahwa ia kaget dengan gerakan Saga. Mata Saga dan matanya bertemu. Dua detik berlalu tanpa bisa menghindari peristiwa itu. Gadis itu menoleh ke jendela, mengalihkan pandangan. Wajahnya bersemu. Saga mengangkat sebelah alisnya. Ia terkekeh. "Saya kira kamu nggak sungguh-sungguh bilang nggak suka sama saya,&

JANGAN USIL KOMENTARIN BB ANAK ORANG

Siapa, sih yang nggak sedih kalo anaknya sakit. Mulai dari batuk, pilek, demam, sampe sakit yang harus ditangani secara intensif di tempat perawatan khusus. Seringnya kalau udah sakit, anak jadi nggak doyan makan. Sehingga terjadilah apa yang disebut 'berat badan terjun payung'. Yap, berat badan anak yang turun drastis tersebab sakit yang mengganggu metabolisme tubuhnya. Atau berat badan anak yang segitu-segitu aja. Nggak naik-naik. Kemudian lahirlah komentar-komentar semacam ini: "Sakit kok sering banget, sih." "Beratnya turun, ya? Kok kurusan?" "Minum susu tambahan, dong biar beratnya naik," Dan sebagainya. Dan seterusnya. Dan seperti itulah kenyataan yang harus dihadapi. *** Sebagai ibu, pinginnya anak selalu sehat, berat badan selalu naik, dan pertumbuhan tiap bulan selalu sesuai standar WHO. Tapi, di luar kemampuan seorang ibu yang multitasking, ada tangan Tuhan yang mengatur takdir. Ciee... bahasanya. Iya, kita nggak bisa meng

AMNESIA

Semburat cahaya matahari memenuhi ruangan ini. Menembus ke beberapa lorong di luarnya melalui lubang di bawah pintu. Kesiur angin berhembus pelan melalui jendela besar yang dibiarkan terbuka. Membiarkan kesejukan memenuhi seluruh ruangan. Haja duduk di tepi salah satu jendela. Memandangi daun-daun akasia yang bergoyang tertiup angin. Rasanya pemandangan ini mengingatkan pada momen indah di Dermaga Merah. Peristiwa yang sudah berlalu sepuluh tahun lalu, tapi masih setia diingatnya, karena hanya ingatan itulah yang tersisa di memorinya. Yang lain terbunuh amnesia. Seseorang masuk ke dalam ruangan. Menunduk takzim saat Haja menoleh. Balu mengantarkan minuman. Haja membuang pandangan ke luar. Setelah menaruh minuman di atas meja bundar, Balu segera keluar dari ruangan. Meja bundar itu selalu disebut sebagai sudut baca Haja. Tak lama, seorang perempuan seusia Haja masuk. "Hai, Haj," tangan perempuan itu melambai. Sejak diserang amnesia, hanya gadis ini yang mau Haja ajak b