DALAM HATI
Oleh: Agil Uin Hadi Entah sudah cangkir keberapa kuhabiskan kopi berkafein tinggi di sini. Tempat pertama kali aku bertatap wajah dengan seorang gadis yang sekaligus membuatku terpana. Saat aku sudah terjebak dalam perasaan jatuh hati pada sosok gadis berkulit hitam manis itu, dia selalu membuatku menunggu lebih lama pada setiap pertemuan. Seperti malam ini. Jarum jam tanganku sudah menunjukkan pukul sembilan lewat dua belas menit. Itu artinya sudah hampir tiga jam aku duduk dengan kegelisahan yang bertambah setiap menitnya. Si hitam manis yang misterius, namun menyenangkan saat bersitatap dengannya. Jika kalian tahu, kalian akan menilaiku amat bodoh. Ya, kan? Belum lagi kenyataan lain bahwa aku selalu berbohong pada istriku saat menunggu wanita itu. “Aku lembur, ya, Nis.” Begitu yang sering kukatakan untuk membuatnya tidur duluan tanpa menungguku pulang. Sungguh tragis memang. Mitha Kenapa dia masih menunggu? Aku lelah mempermainkannya seperti ...