CERITA CINTA DI SEKOLAH (episode 4)

#cerbung

Oleh: Agil Uin

Aku tidak tahu sejak kapan, tapi sepertinya ada bunga-bunga asmara yang sedang merekah di antara kami. Sejak hari itu sesuatu selalu merayuku mendendangkan langkah untuk datang lagi dan lagi ke area lab komputer. Menghamparkan senyum dan kedip cantik ujung mata meski hanya sekejap.

Dia menyambutku. Selalu ada kerling lembut dan percakapan yang membuat suasana hati menjadi cerah. Atau sapaan kecil yang memeriahkan batin. Ah, sulit kugambarkan lagi bagaimana rasanya jatuh cinta pada si jangkung hitam manis ini.

Bahkan aku bahagia kala mendung menyelimuti langit sekolah saat semua aktivitas belajar mengajar telah usai. Kegiatan ekskul seolah menjadi tim sorak menyemangati pertemuan kami.

Bukankah begitu rasanya jatuh cinta?

***

Di suatu hari libur yang cerah, aku datang ke sekolah untuk melakukan rapat OSIS. Membahas beberapa hal untuk kegiatan ospek bulan depan sekaligus bertemu dengan Mas Ruli.

"Saya punya kejutan." Katanya. Ia lalu memintaku menemuinya usai kegiatan OSIS.

Waktu rapat seperti lama sekali berakhir. Aku penasaran dengan kejutan yang dimaksud. Aku seperti air yang beku sepanjang rapat dan mencair begitu saja ketika rapat usai. Langkahku terlihat tak sabaran untuk menemui Mas Ruli.

Untung saja teman-temanku sudah pergi. Mereka punya acara masing-masing. Tinggal aku yang akhirnya bisa bertemu Mas Ruli. Ia membawa kantong plastik yang berisi beberapa wortel dan kangkung, lalu mengajakku ke area belakang sekolah, ke kelas paling ujung dekat tangga. Di antara tangga dan kelas tersebut ada pintu besi yang selalu terkunci rapat. Aku dan para siswa tidak pernah tahu apa yang ada di balik pintu tersebut.

Ini tempat apa? Batinku.

Aku tetap berada di belakang Mas Ruli agar bisa segera lari kalau ada hal-hal yang tak terduga. Setelah pintu besi dibuka, aku langsung bisa melihat satu pintu kayu yang sudah lapuk tertutup. Tidak butuh waktu lama, Mas Ruli sudah membuka pintu kedua dan memiringkan tubuhnya agar aku bisa melihat apa yang ingin ditunjukkan.

Sebuah lorong buntu yang atapnya terbuka. Ada sebuah kandang kayu sederhana dan tiga ekor kelinci di sana. Ini sungguh kejutan. Senyumku mengembang. Kakiku langsung mendekati kelinci-kelinci yang sudah menunggu diberi makan.

"Lucu, ya. Kayak kamu." Ungkap Mas Ruli. Membuat pipiku bersemu merah.

Hari itu tempat tinggal kelinci-kelinci tersebut kuanggap sebagai rahasia kami. Tidak seorang siswa pun tahu apa yang ada di balik pintu besi menyeramkan itu. Ini menyenangkan. Hanya aku dan Mas Ruli.

Bersambung.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU: HUJAN MERAH JAMBU

Ari-Ari Lengket

TIPS JADI JUTAWAN DARI DESAIN GRAFIS