RAHASIA (EPS. 1)

Seorang wanita muda dengan wajah polos tanpa make up hampir setiap hari mampir ke kafe. Ia datang setiap sore, antara pukul dua siang sampai lima sore. Memilih duduk di bangku teras nomor tiga. Menu yang dipesannya tidak tentu. Setelah diteliti sejak satu bulan lalu, wanita itu sudah mencoba semua menu makanan dan minuman yang kami miliki. Itu artinya ia tidak memiliki menu favorit di kafe ini.

Wanita itu selalu sendiri. Ia tak pernah membawa teman, pasangan, atau keluarga saat datang ke kafe ini. Di tempat duduknya, ia selalu memandang ke arah toko kue kecil di seberang jalan. Entah apa yang ia lihat dan perhatikan di sana. Awalnya kukira ia sedang memata-matai seseorang atau sesuatu. Tapi, sepertinya ada hal lain yang lebih penting baginya.

Sudah genap tiga bulan ia melakukan hal yang sama. Seolah mengunjungi kafe, duduk di meja nomor tiga kemudian pulang setelah lebih dari dua jam memandangi toko kue kecil di seberang jalan, adalah ritual yang tidak boleh dilewatkannya.

Kadang ingin kusapa dia, mungkin ada hal yang bisa kulakukan untuknya. Atau sedikit tahu tentang rahasia hidupnya barangkali. Bisa saja ia membutuhkan beberapa hal. Tapi urung. Terlalu ingin tahu urusan orang lain pun tak baik, begitu pesan suamiku.

Aku hanya berpesan pada empat karyawanku agar memperlakukan semua pengunjung dengan baik. Tak terkecuali wanita itu. Bersikap ramah adalah kunci agar pengunjung merasa nyaman. Bisa jadi itulah alasan mengapa wanita itu tetap datang ke kafe ini, karena pengintaiannya tak pernah terganggu oleh karyawanku. Tapi mungkin saja tidak. Entahlah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU: HUJAN MERAH JAMBU

Ari-Ari Lengket

TIPS JADI JUTAWAN DARI DESAIN GRAFIS