Ari-Ari Lengket


Tanggal 4 Oktober 2016 lalu, tepat pukul 01.23 siang saya melahirkan putri pertama saya di salah satu rumah sakit swasta. Karena waktu itu dokter kandungan sedang ada tindakan operasi, saya melahirkan dibantu bidan yang bertugas di rumah sakit tersebut.

Seperti kebanyakan orang yang melahirkan secara normal, setelah bayi lahir masih ada satu lagi yang harus dikeluarkan dari dalam rahim. Kita sering menyebutnya 'ari-ari'. Dalam keadaan normal, dan baik tentunya, ari-ari akan dilahirkan sesaat setelah ibu melahirkan bayinya. Caranya sama seperti melahirkan bayi. Ibu perlu sedikit mengejan atau ada juga yang menyarankan untuk berdehem agar ari-ari atau plasenta keluar dengan sendirinya.

Pada kasus saya, saya mengalami apa yang disebut ari-ari lengket. Ari-ari atau plasenta yang seharusnya keluar sesaat setelah bayi lahir tidak kunjung nongol. Sementara bayi saya yang berat lahirnya kurang dari 2.500 gram mendapat penanganan khusus oleh perawat (menurut standar penanganan rumah sakit tersebut). Saya masih harus berjuang 'melahirkan' plasenta bayi saya.

Tapi apa daya, ternyata plasenta tak kunjung mau keluar. Akhirnya salah seorang bidan melakukan tindakan 'manual plasenta' yaitu melepaskan dan mengeluarkan plasenta dengan cara memasukkan tangan ke dalam rahim. Alhamdulillah, setelah dua kali tangan si bidan ngobok-ngobok rahim saya, cara tersebut berhasil membuat plasenta lepas dan keluar dengan baik. Meski harus ngilu dua kali 😵

Saya yang penasaran kenapa plasenta bisa lengket seperti itu akhirnya menanyakan pada bidan yang menangani saya. Pasalnya, selama hamil, setiap USG dokter spesialis obgin yang saya datangi selalu memberikan keterangan bahwa kondisi dan letak bayi beserta plasentanya bagus. Tak ada masalah.

Jawaban si bidan cukup santai, "itu karna ibunya sering makan mi instan, jadinya lengket."

Ibu bidan ini entah profesinya merangkap peramal atau gimana ya. Kok tau saya suka makan mi instan? Hehehe...

Karena diberi keterangan yang sejalan dengan apa yang saya lakukan, akhirnya saya nggak bertanya lebih lanjut. Saya akhirnya berasumsi bahwa kalau lagi hamil berarti nggak boleh makan mi instan, karena ari-arinya bisa lengket.

Saya pun nggak ada rencana mengubah asumsi tersebut atau niat bertanya atau mencari tahu. Asumsi saya belum berubah sampai delapan bulan berlalu. Ketika kemarin siang, seorang sepupu datang berkunjung ke rumah. Kami ngobrol seputar menu-menu MPASI dan perawatan bayi. Ia juga menceritakan pengalaman melahirkan anak pertamanya. Kasusnya persis seperti saya. Plasenta lengket.

Singkat cerita, ia mengabarkan pada saya bahwa plasenta lengket bukan disebabkan oleh makan mi instan 😲

"Saya nggak pernah makan mi instan aja lengket," begitu katanya.

Walah. Jadi selama ini asumsi saya tentang plasenta lengket itu salah ya. Entahlah.

Akhirnya saya coba mencari tahu tentang masalah plasenta lengket yang dalam dunia kedokteran disebut dengan istilah retensio plasenta.

Kalau dalam dunia kedokteran, retensio plasenta ini merupakan kejadian yang sifatnya mendadak, tidak dapat diprediksi. Jadi, USG sekalipun nggak akan bisa memprediksi apakah akan terjadi plasenta lengket atau tidak saat melahirkan. Penyebabnya pun belum bisa dipastikan.

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi timbulnya plasenta lengket, diantaranya ukuran plasenta yang kecil, tekanan darah tinggi / hipertensi, memiliki riwayat kuret atau cesar, memiliki riwayat retensio plasenta sebelumnya, riwayat infeksi rahim, usia lanjut, posisi perlekatan plasenta yang kurang baik dan lain-lain.

Nah, dari sini saya menemukan bahwa nggak ada faktor makanan yang mempengaruhi terjadinya retensio plasenta alias ari-ari lengket. Tapi yang namanya ibu hamil, makanan yang dikonsumsi seharusnya juga yang bergizi. Jangan keseringan makan mi instan, bukan karena nantinya ari-ari lengket, tapi nanti si jabang bayi kekurangan asupan vitamin dan mineral lho.

Menurut dr. Rico N, salah satu Interactive Medical Advisor di alodokter.com, kondisi ibu yang pernah melahirkan dengan riwayat retensio plasenta memiliki resiko lebih besar terjadi hal yang sama pada kehamilan berikutnya. Ini nih yang membuat saya sedikit bergidik ngeri. Karena saya sudah punya riwayat retensio plasenta, maka resiko untuk mengalaminya di kehamilan berikutnya cukup besar. Pasalnya bagi saya pribadi tindakan manual plasenta ini terasa lebih menyakitkan daripada melahirkan 😨

Bagi teman-teman yang sedang hamil dan memiliki tanda-tanda seperti yang saya utarakan di atas, sebaiknya konsultasikan dan cari tahu lebih banyak tentang resiko plasenta lengket ini. Supaya nanti pada saat persalinan tiba, penolong kelahiran bisa melakukan persiapan tindakan yang lebih matang apabila terjadi retensio plasenta secara tiba-tiba.

Kita nggak mengharapkan hal tersebut terjadi, tapi sedia payung sebelum hujan lebih baik bukan?

Wallahua'lam

Source: http://www.alodokter.com/komunitas/topic/melahirkan-plasenta-lengket

Komentar

  1. Saya sdh mengalami 2x lengket ari ari...dan yg kedua sungguh luar biasa karena bidan memasukkan tangan nya sekitar 5x,dan skrg saya sedang hamil ke 4,saya berharap ada keajaiban agar ari ari tidak lengket lagi.amin..

    BalasHapus
  2. Saya sekarang lagi hamil 5 bulan .sebelom ny saya pernah mengalami ari2 lengket ..apa kah hamil yg sekarang juga lengket y ....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU: HUJAN MERAH JAMBU

TIPS JADI JUTAWAN DARI DESAIN GRAFIS